tenis elbow


nih file tentang tenis elbow tipe 2 yang di minta ma isty,sorry yah gak bisa w kirim lwt email.g ngadat nih inet nya,cara download nya klik bacaan download di bawah,abis itu masukin password nya di kotak kosong..good luck ya.

Password Mediafire

airvan42

download

MASA KEHAMILAN DAN PROBLEMNYA


Masa kehamilan sering mengalami gangguan fisik dan fisiologis akibat mekanisme kerja hormon estrogen, progesteron dan relaksin.

Sistem Pernapasan

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20% sebagai kompensasi naiknya berat badan.
Peningkatan kadar progesteron meningkatkan sensitivitas pusat pernapasan, termanifestasi pd kadar CO2 dalam darah, sehingga meningkatkan frekuensi pernapasan. Kenyataannya pusat pernapasan bukan merespon mencukupi kebutuhan oksigen, tetapi justru membuang CO2 lebih banyak, sehingga kesulitan bernapas (dispnea).

Hiperventilasi,

akibat pernapasan terlalu kuat saat melahirkan sehingga CO2 yg dihembuskan terlalu banyak, gejalanya sakit kepala, berkunang-kunang, kesemutan di bibir, tangan dan kaki, berkeringat, panik, cemas, bisa menjadi tak sadar. Utk mengatasi gejala ini ajarkan bernapas dengan tangan disungkupkan didepan hidung sehingga CO2 terhisap kembali.
Desakan uterus ke diafragma sam sedala 4 cm pd masa kehamilan menyebabkan peregangan pd kartilago kosta, dan sentakan pada tulang kosta menimbulkan nyeri.
Diameter anteroposterior dan tranversum rongga dada meningkat sampai 10 cm, menyebabkan gerakan lebih besar pada area midkosta dan epikal dada. Ini kerap mengalami dispnea.

Sistem Kardiovaskuler

Anemia dilusi, volume darah meningkat sampai 40%, volume plasma lebih tinggi dari volume sel darah, menyebabkan kadar HB menurun sampai 12 g/l. Keadaan ini menjadi mudah lelah pada beberapa minggu awal kehamilan.
Curah jantung meningkat dari 4,9 l – 7,2 l per menit, ini mengakomodasi penambahan volume darah.

Otot polos dinding pembuluh darah mengalami relaksasi akibat efek dari progesteron, ini mengakibatkan meningkatnya sirkulasi perifer sehingga suhu tubuh naik. Tetapi pada trimester kedua, volume darah menurun akibatnya ibu merasa pusing ketiga berdiri lama.
Sindroma hipotensi kehamilan, dimana merasa pusing saat berbaring terlentang akibat penekanan uterus pada aorta da vena kava inferior, biasa terjadi pd trimester ketiga. Gejala ini bisa dihilangkan dg dimiringkan kekiri atau pinggul kanan diganjal bantal kecil, hindari relaksasi posisi terlentang pd bulan keenam kehamilan.

Varises dan edema gravitasi,

akibat naiknya tekanan intra abdomen karena pembesarann uterus, peningkatan berat badan, penurunan tonus vaskuler (efek progesteron), perubahan struktur kolagen (efek relaksin dan progesteron). Ini semua memicu varises di kaki dan vulva, serta hemoroid saat hamil sehingga memperburuk keadaan.
Edema bisa terjadi di pergelangan kaki dan tangan yg dampaknya terjadi kekakuan sendi, dan sindroma kompresi syaraf, seperti Carpal Tunel Syndrom.

Sistem Muskuloskeletal.

Diketahui bahwa hormon estrogen berfungsi mempersiapkan kerja relaksin. Relaksin diproduksi mulai dua minggu awal kehamilan, mencapai kadar tertinggi pd tirmester pertama, kemudian turun kembali sampai 50% dan tetap pd kisaran tsb sampai datangnya persalinan. Relaksin diketahui merubah komposisi kolagen, sehingga sendi menjadi lebih longgar, tetapi bukan hanya sendi simpesis pubis, sakroiliak yg ikut longgar bahkan seluruh sendi di tubuh. Dengan demikian pa sendi penopang berat badan menjadi rentan teregang, misalnya telapak kaki menjadsi ceper. Karena tambahan berat badan maka sendi menjadi tidak nyaman, sering mengeluh gatal bahkan nyeri.

Seiring dg pembesaran uterus titik berat badan (COG = Central Of Gravity) berpindah ke depan, mengakibatkan perubahan postur dg kompensasinya lumbal hyperlordosis, torakal hyperkiposis. Ini terjadi antar bulan ke-4 dan ke-9 sampai masa melahirkan. Untuk mengatasi ini lakukan gerakan memutar bahu dan bersandar. Perubahan postur ini menimbulkan nyeri punggung hampir 62% wanita hamil mengeluh nyeri punggung. Nyeri pinggang juga sering muncul menyebar sampai ke panggul, paha dan kaki.

Diastasis recti,

terjadi akibat hormon relaksin dan pembesran uterus yg terus menekan otot dinding perut yg rentan karena perubahan kolagen tadi, akibatnya terjadi pemisahan otot dinding perut. Biasanya ibu merasa gatal di perut bawah karena berat uterus pindah di otot dinding perut.
Pembesaran uterus juga menekan kandung kemih, otot polos uretra dan kandung kemih mengalami penurunan tonus akibat efek hormon progesteron. Ini mempengruhi kontinensia.

MASALAH FISIK UMUM SAAT HAMIL

Kram
Sering muncul di betis, tidak jelas penyebabnya, datang saat sedang tidur atau posisi plantar fleksi meudahkan timbul kram. Pencegahan anjurkan posisi dorsal fleksi dg tungkai lurus.

Varises.

Akibat pengaruh hormon, tonus otot pembuluh vena menurun, tekanan abdomen meninghkat. Pencegahannya perlu senam utk membantu sirkulasi vena, memakai kaos kaki atau stokinet, jangan suka menyilangkan kaki, dan menjuntaikan kaki.

Disfungsi simpisis pubis.

Keadaan ini merujuk pada diastasis simpisis pubis, ibu sering mengeluh nyeri, dan nyeri tekan di area pubis menjalar ke paha. Pertolongannya, anjurkan tungkai lurus aduksi, pakai sling panggul, pengikat trokhanterik.



Sindroma Karpal Tunel.

Biasa terjadi saat 24 minggu masa hamil, dimana kompresi pada n.medianus di pergelangan tangan, menyerang 62 % wanita hamil. Sering merasa kebas di jari tangan, kesulitan memegang benda kecil, gangguan memburuk di pagi atau malam hari. Berhati-hati jika membawa air panas, cangkir, teko, atau teromos. Menghindarinya posisikan tangang elevasi dgn memakai bebat atau bidai, agar tidak terjadi edema.

Nyeri tulang iga

Sering dirasakan di tulang iga bawah lateral, akibat peregangan otot abdomen atau pemekaran iga. Utk mengatasi, lakukan peregangan dg kedua tangan mengepal keras dan rentangkan keatas kepala, mencondongkan badan kesisi kontralateral dg nyeri, atau duduk dikursi dg posisi menghadap ke sandaran.

Inkontinesia stress.

Terjadi pada 50% premipara dan hampir semua wanita multipara. Ini harus diatasi dgn latihan otot dasar panggul.

Kelelahan.

Akibat penambahan berat badan, sering dirasakan pada trimester pertama dan terulang lagi pa menjelang persalinan. Utk mengatasi, kurangi beban kerja, suaminya harus membantu, pembagian tugas menjadi penting.

Nyeri punggung bawah.

Akibat penambahan berat badan dan perubahan postur shg terjadi peregangan otot abdomen. Mengatasinya dgn posisi tidur miring, kaki atas diganjal bantal. Kompres dg botol diisi air panas, ajarkan gerakan pelvic tilting jika nyeri telah reda, memakai korset sangat membantu




LATIHAN FISIK PRA MASSAGE


A. Meditasi dan berdoa
Tujuannya, melatih konsentrasi agar segala apa yang akan dikerjakan dilandasi dengan penuh perasaan, baik pernapasan maupun gerak tubuhnya menyatu dengan nalar budinya, sambil berdoa semoga mendapat petunjuk dan mendapat manfaat dari Yang Maha Kuasa .

1. Posisi duduk bersila kedua tangan menggenggam diletakkan di atas lutut, kemudian dilakukan gerakan membuka telapak tangan.
2. Pernapasan : lakukan pernapasan sirkuler secara teratur, masuk dan keluar napas melalui hidung.
3. Berdoa , posisi tetap duduk bersila, kedua tangan terbuka di depan perut tangan kanan di atas tangan kiri dan telapak tangan menghadap ke atas.

B.Pemanasan dan peregangan
Tujuannya untuk mengalirkan darah ke otot-otot tubuh agar otot dalam keadaan siap bekerja, merangsang jantung agar siap memompa darah keseluruh bagian tubuh dengan lebih cepat, dan peregangan untuk mengulur jaringan agar gerakan sendi menjadi lebih longgar serta lebih lentur sehingga dalam melakukan gerakan selanjutnya tidak mudah terjadi kerobekan jaringan.

4. Posisi duduk bersila
Gerakan bola mata dan kelopak mata melirik ke kanan atas bergerak searah dengan jarum jam menuju ke kiri bawah.
Pernapasan : pada ¼ putaran awal tarik napas dan ¾ selanjutnya hembuskan napas.
Tujuan : melatih otot – otot yang menggerakkan bola mata

5. Posisi duduk bersila
Gerakan :menutup mata rapat-rapat kenudian membuka mata lebar-lebar sebanyak 9 kali tutup dan buka.
Pernapasan :Pada saat menutup mata tarik napas dan saat buka mata keluar napas.
Tujuan : melatih otot-otot pada kelopak mata dan memelihara kulit agar tidak lekas kendor/kriput.

6. Posisi duduk bersila
Gerakan : Menundukkan kepala sampai dagu menyentuh dada, kemudian kembali tegak.
Pernapasan :Saat menunduk hembuskan napas dan saat kembali tegak tarik napas.
Tujuan : melatih otot-otot leher bagian depan dan belakang

7. Posisi duduk bersila
Gerakan : dagu membentuk angka delapan.
Pernapasan :Pada saat ¼ gerakan awal disertai tarik napas dan ¾ gerakan selanjutnya keluar napas.
Tujuan : memobilisasi persendian antara ruas-ruas tulang leher supaya dapat bergerak dengan bebas.

8. Posisi duduk bersila
Gerakan :Angkat pundak satu persatu mulai dengan pundak kanan lebih dulu.
Pernapasan :Saat mengangkat pundak disertai tarik napas dan saat pundak turun hembuskan napas
Tujuan : nelatih otot levator skapula agar dapat menggerakkan pundak ke atas dengan baik.

9. Posisi duduk bersila.
Gerakan : Angkat kedua pundak bersama-sama kemudian turunkan kembali. Pernapasan :Pada saat angkat pundak tarik napas dan saat turun keluar napas.
Tujuan : melatih otot levator skapula dan stabilisasi tulang leher agar tetap tegak sehingga dapat mempertahankan sikap tubuh dengan benar.

10. Posisi duduk bersila
Gerakan : Putar pundak satu persatu mulai pundak kanan diputar kedepan –atas-belakang-kembali awal.
Pernapasan :Pada saat ¼ putaran awal disertai tarik napas , ¾ selanjutnya keluar napas.
Tujuan : memperlancar gerakan tulang skapula agar tidak terjadi perlengketan dengan dinding toraks./rongga dada.

11. Posisi duduk bersila
Gerakan : Putar kedua pundak bersama-sama kedepan-atas-belakang –kembali awal.
Pernapasan : Pada saat ¼ putaran awal tarik napas , ¾ putaran selanjutnya keluar napas.
Tujuan : memperlancar gerakan skapula dan memperbaiki sikap tubuh.

12. Posisi duduk bersila
Gerakan :Kedua lengan lurus kedepan horizontal kemudian lakukan gerakan menggenggam dan membuka telapak tangan sebanyak 9 kali.
Pernapasan : Pada saat telapak tangan membuka keluar napas dan saat menggenggam tarik napas.
Tujuan : memperlancar sirkulasi darah pada daerah telapak tangan dan jari dan stabilisasi lengan pada posisi horizontal ke depan.

13. Posisi duduk bersila
Gerakan :Kedua lengan lurus ke atas selebar bahu, kemudian lakukan gerakan menggenggam dan membuka telapak tangan 9 kali.
Pernapasan :Saat membuka keluar napas dan saat menggenggam tarik napas.
Tujuan : memperlancar sirkulasi darah pada daerah telapak tangan dan jari, dan stabilisasi lengan poda posisi lurus ke atas.

14. Posisi duduk bersila
Gerakan : Kedua lengan lurus horizontal kesampaing kemudian lakukan gerakan menggenggam dan membuka telapak tangan 9 kali.
Pernapsan :Saat menggenggam keluar napas dan saat membuka keluar napas.
Tujuan : memperlancar sirkulasi darah pada daerah telapak tangan dan jari, dan stabilisasi lengan pada posisi horizontal ke samping.



15. Posisi duduk kedua tungkai lurus ke depan kedua lengan disamping badan siku ditekuk 90 derajat.
Gerakan : Lakukan gerakan berjalan dengan bokong ke depan, bokong kanan lebih dulu diikuti goyangan dada dan pinggul, 9 langkah kedepan dan 9 langkah kembali ke belakang.
Pernapasan :Pada saat berjalan lakukan pernapasan sirkuler.
Tujuan : melatih otot-otot pinggul (quadratus lumborum) serta melonggarkan gerakan pinggul (elevasi pelvic).

16. Posisi seperti duduk bersila tetapi kedua telapak kaki berhadapan rapat dengan dibantu kedua tangan memegang erat kedua telapak kaki tersebut sambil didekatkan rapat ke badan.
Gerakan : lakukan gerakan pada kedua lutut dihentakkan ke lantai sebanyak 9 kali gerakan.
Pernapasan :Pada saat melakukan gerakan ini pernapasan sirkuler.
Tujuan : mengulur otot sebeleh dalam paha (adduktor hip) agar gerakan paha ke arah luar lebih longgar (abduksi dan eksoratasi hip).

17. Posisi duduk tungkai kiri lurus kedepan, tungkai kanan lutut ditekuk sehingga telapak kaki ditaruh di atas lutut kiri.
Gerakan : Lakukan gerakan lutut kanan dihentakkan ke lantai sebanyak 9 kali. Kemudian lanjutkan dengan posisi dan gerakan sebaliknya sebanyak 9 kali. Pernapasan : Pada gerakan ini pernapasan sirkuler.
Tujuan : mengulur otot sebelah dalam paha agar sendi panggul dapat bergerak membuka dan berputar keluar dengan bebas.

18. Posisi duduk tungkai kiri lurus ke depan, tungkai kanan lutut ditekuk sehingga telapak kaki ditaruh dibawah lutut kiri.
Gerakan : Lakukan gerakan pada lutut kiri dihentakkan kebawah menyentuh telapak kaki kanan sebanyak 9 kali, kemudian lanjutkan dengan posisi dan gerakan sebaliknya.
Pernapasan : Pada gerakan ini pernapasan sirkuler.
Tujuan : mengulur otot belakang tungkai dan melindungi sendi lutut dari benturan antar tulang pembentuk sendi saat dihentakkan ke lantai.

19. Posisi duduk tungkai kiri lurus ke depan, tungkai kanan lutut ditekuk hingga telapak kaki merapat pada lutut kiri.
Gerakan : Lakukan gerakan membungkukkan badan kedepan sejauh mungkin dengan padangan tetap lurus kedepan, rasakan ada tarikan dibagian belakang tungkai kiri, tahan sampai 9 hitungan. Kemudian lakukan pada posisi dan geraknan sebaliknya.
Pernapasan : Pada gerakan ini pernapasan sirkuler.
Tujuan : mengulur atau meregang otot-otot paha bagian belakang.

20. Posisi duduk kedua tungkai lurus ke depan, kedua lengan menyangga badan di belakang.
Gerakan : Lakukan gerakan telapak kaki ke bawah dan ke atas sampai 9 kali, kemudian lanjutkan dengan gerakan memutar telapak kaki bersamaan 9 kali putaran keluar dan 9 kali putaran ke dalam.
Pernapasan sirkuler.
Tujuan : memperlancar gerakan pergelangan kaki dan telapak kaki serta memperbaiki sirkulasi darah di daerah tersebut.

21. Posisi berbaring terlentang :Kedua tungkai rapat dan lutut ditekuk ke atas hingga telapak kaki menapak lantai.
Gerakan : lakukan gerakan sit-up dengan kedua lengan lurus tangan berusaha menggapai lutut.
Pernapasan : Saat gerakan bangun keluar napas.
Tujuan : melatih kekuatan otot-otot perut

22. Posisi merangkak dengan bertumpu pada kedua telapak tangan dan kedua lutut lurus.
Gerakan : lakukan gerakan push up.
Pernapasan : Saat gerakan ke atas keluar napas.
Tujuan : melatih kekuatan otot-otot lengan terutama ekstensi siku sehingga mampu melakukan dorongan dengan kuat.

23. Posisi merangkak dengan menumpu pada ujung jari tangan dan kedua lutut lurus.
Gerakan : lakukan gerakan push-up.
Pernapasan :Saat gerakan ke atas keluar napas.
Tujuan : melatih kekuatan otot jari sehingga jari tang mampu melakukan tekanan dengan kuat.

24. Posisi merangkak dengan menumpu pada kedua telapak tangan dan kedua lutut ditekuk 90 derajat.
Gerakan : Lakukan gerakan mencembungkan permukaan punggung ke atas sambil kepala ditundukkan kebawahdan mengcekungkan permukaan punggung ke bawah sambil kepala menghadap lurus ke depan.
Pernapasan :Saat punggung cembung ke atas keluar napas dan sebaliknya.
Tujuan : melatih mobilisasi gerakan pada antar ruas tulang belakang sehingga badan menjadi lebih lentur dan luwes untuk bergerak ke semua arah.

25. Posisi tengkurep kedua lutut ditekuk sehingga kedua tangan memegang ujung jari kaki.
Gerakan: Kemudian lakukan gerakan kepala, punggung ke atas sehingga membentuk busur, tahan sampai 9 hitungasn. Untuk usia 35 ke atas yang tidak biasa olah raga sebaiknya melakukan gerakan ini dengan sangat ekstra hati-hati tak perlu dipaksakan.
Tujuan : mengulur otot-otot badan bagian depan dan memperkuat otot badan bagian belakang.

Peregangan
26. Posisi berbaring terlentang kedua tungkai lurus dan kedua lengan lurus ke atas kepala dengan jari-jari terbuka.
Gerakan :lakukan gerakan meregangkan badan dengan cara kedua lengan menggapai ke atas sepanjang-panjangnya dan kedua tungkai menjulur kebawah sepanjang-panjangnya sehingga seluruh badan terasa seperti ditarik ke atas dan ke bawah. Pertahankan sampai 9 hitungan dan ulangi 3 kali.
Tujuan : mengulur otot-otot tubuh dan meregang sendi-sendi agar gerakan menjadi lebih lentur dan fleksibel.

27. Lakukan pernapasan panjang 3 – 6 kali
Tujuan : memperbesar kapasitas paru sehingga mampu menghirup
oksigen lebih banyak.

28. Posisi : Berbaring terlentang kedua lengan disamping badan sedikit terbuka dan telapak tangan menghadap ke atas, kemudian lakukan pernapasan biasa.
Tujuan : mengembalikan denyut jantung dan irama pernapasan kembali normal

C. Gerakan inti
Tujuan :
a. Meningkatkan kebugaran dan daya tahan tubuh
b. Memperbaiki sikap tubuh
c. Memperkuat otot-otot lengan dan jari-jari tangan
d. Melatih keseimbangan
e. Membiasakan menggunakan energi lebih efektif dan efisien
f. Meningkatkan kemampuan bekerja dan mencegah terjadinya cidera akibat kerja.

29. Gerakan pembuka dan gerakan sela terdiri dari :
a. Sikap garuda
Pernapasan :sirkuler
Tujuan : memperbaiki sikap agar mampu berdiri dengan tegak.

b. Gerakan ingsut
Pernapasan : sirkuler
Tujuan : melatih otot plantar dan dorsal pada telapak kaki sehingga mampu mempertahankan keseimbangan berdiri dengan baik.

c. Sikap kuda-kuda
Pernapasan : sirkuler
Tujuan : memperkuat posisi berdiri dengan kuat agar mampu bertahan jika ada kekuatan menerjang dari segala arah

30. Gerakan inti dasar :
a. Garuda ingsut, kuda-kuda dilanjutkan dengan memutar kepala ke kanan dan kemudian ke kiri (cakra buana)
Pernapasan : pada ¼ awal gerakan tarik napas dan selanjutnya keluar napas
Tujuan : memperkuat otot-otot leher dan memperlancar gerakan leher agar lebih lentur


b. Gerakan mengangkat lengan ke depan dan ke belakang (hormat langit & bumi).
Pernapasan : pada saat lengan ke depan tarik napas selanjutnya keluar napas
Tujuan : memperkuat otot-otot tubuh bagian depan dan belakang

c. Gerakan mendorong dengan lengan ke depan, ke atas dan ke bawah (hormat tiga dunia). Saat mendorong ke atas kepala tetap menghadap tegak ke depan.
Pernapasan : saat lengan kedepan atas tarik napas dan selnjutnya keluar napas.
Tujuan : memperkuat daya dorong lengan dan memperbaiki kelenturan gerakan tubuh.

Lakukan gerakan sela
31. Posisi berdiri
a. Gosokkan kedua telapak tangan sampai merasa panas. kemudian usapkan pada punggung tangan.
Pernapasan : sirkuler
Tujuan ; memperlancar aliran darah ke telapak tangan

b. Lakukan gerakan mengibaskan tangan dengan sebebas-bebasnya selama 9 hitungan.
Pernapasan : sirkuler
Tujuan : melemaskan otot-otot tangan dan melenturkan gerakan tangan

c. Kedua lengan rapat sepanjang badan, siku ditekuk 90 derajat posisi tangan mengepal, kemudian lakukan gerakan memutar kepalan tangan ke dalam dan ke luar sebanyak 9 kali
Pernapasan : sirkuler
Tujuan : mengulur otot sekitar pergelangan tangan dan melonggarkan sendi pergelangan tangan.

d. Posisi seperti di atas tetapi kedua tangan terbuka, kemudian lakukan gerakan memutar tangan ke dalam dan ke luar sebanyak 9 kali
Pernpasan : sirkuler
Tujuan : mengulur otot dan membebaskan gerakan sendi pergelangan tangan

e. Kedua telapak tangan jari-jari lurus dirapatkan di depa dada, kemudian lakukan gerakan memutar tangan ke atas dan ke bawah sebanyak 9 kali
Pernapasan : sirkuler
Tujuan : menambah kelenturan gerakan sendi radio-ulnar distal dan proksimal untuk persiapan gerakan magodo pracacah.

f. Posisi seperti di atas tetapi kedua telapak tangan sedikit direnggangkan lebih kurang berjarak 7 cm, ujung jari-jari kedua tangan masih tetap merapat, kemudian lakukan gerakan kedua jari tangan saling menekan sekeras-kerasnya selama 9 hitungan
Pernapasan : sirkuler
Tujuan : memperkuat jari tangan sebagai persiapan gerakan inunjem.

Lakukan gerakan sela

g. Kedua lengan lurus sepanjang badan, jari-jari lurus telapak tangan menghadap ke depan. Kemudian lakukan gerakan :
* Hitungan 1 menggenggam keras,
* Hitungan 2 tekuk siku
* Hitungan 3 luruskan lengan ke atas
* Hitungan 4 jari kembali lurus.
* Hitungan 5 menggenggam keras
* Hitungan 6 tarik lengan kebawah sambil tekuk siku
* Hitungan 7 luruskan lengan kebawah
* Hitungan 8 luruskan jari-jari tangan
Ulangi gerakan ini sampai 3 kali gerakan pelan, dan 3 kali gerakan menghentak.
Penapasan : sirkuler
Tujuan : memperkuat otot lengan

h. Kedua lengan lurus sepanjang badan, kemudian lakukan gerakan memutar lengan ke depan – atas – belakang – kembali awal. Pada saat lengan lurus ke atas disertai gerakan angkat tumit. Ulang sampai 9 kali putaran.
Pada saat lengan terayun ke atas sampai lurus diatas kepala lakukan tarik napas, selanjutnya buang napas.
Tujuan : memperbaiki sikap tubuh dan melonggarkan sendi bahu agar gerakan lengan lebih lentur.

Lakukan gerakan sela

i. Lanjutkan dengan gerakan putar pinggul (cakra bumi)
Pernapasan : pada ¼ putaran awal tarik napas, selanjutnya buang napas
Tujuan : melonggarkan sendi panggul dan meregang otot sekitar pinggul


j. Gerakan keseimbangan dengan menopang satu tungkai
Pernapasan : pada saat memutar dan menekuk lutut , tarik napas kemudian saat menjulurkan tangan kelua napas.
Tujuan : meningkat keseimbangan agar mampu menpertahankan posisi meskipun dalam keadaan sulit.

k. Gerakan menjulur ke langit (sembah langit) posisi kepala tidak terlalu kebelakang
Pernapasan : saat lengan ke atas tarik napas, selanjutnya keluar napas
Tujuan : mengulur otot lengan dan badan atas

l. Gerakan naik turun sambil tangan di pinggang.
Pernapasan : saat turun dan lutut ditekuk tarik napas, dan saat naik dan lutut lurus keluar napas (penyerapan daya).
Tujuan : memperkuat otot sekitar lutut terutama depan (otot kuadrisep)

m. Gerakan naik turun sambil tangan dorong kebawah, atas dan depan (penyatuan daya)
Langkah gerakan : diawali dengan posisi ingsut
* hitungan 1 kedua tangan kesamping dan lutut ditekuk, tarik napas
* hitungan 2 lanjutkan tangan kebawah lutut lurus, keluar napas
* hitungan 3 gerakan ukel, napas sirkuler
* hitungan 4 tangan naik ke atas sampai atas kepala & lutut ditekuk, tarik napas.
* hitungan 5 lutut kembali lurus tang menjulur ke atas, keluar napas
* hitungan 6 tangan kebawah sampai dada, lutut ditekuk, tarik napas
* hitungan 7 tangan mebuka terus dorong kedepan, lutut lurus, keluar napas
* hitungan 8 tangan diukel menghadap ke atas dan tarik kebelakang, lutut ditekuk, tarik napas
* hitungan 9 tangan kembali posisi awal lutu lurus, keluar napas.
Tujuan : menyerap daya dari alam sekeliling

n. Gerakan membuka dada (membuka rasa sejati)
Pernapasan : tarik napas saat membuka dada
Tujuan : menaikkan kapasitas pernapasan

o. Gerakan menguncup (kuncup mekar).
Pernpasan : tarik napas saat tangan keatas
Tujuan : mobilisasi toraks dan meningkatkan kapasitas pernapasan


D. Pendinginan dan relaksasi
Tujuan :
a. Menurunkan irama oernapasan
b. Menurunkan tonus otot kembali dalam keadaan normal
c. Menenangkan jiwa dan raga kembali pada tingkat normal tanpa konsentrasi dan tanpa beban apapun
d. Membebaskan sendi-sendi sehingga tanpa beban

Gerakannya :
32. Kuda-kuda
33. Ingsut
34. Garuda

35. Berjalan ditempat kaki diangkat setinggi 20 cm selama 9 hitungan, kemudian lanjutkan dengan gerakan angkat tumit sedangkan jari masih tetap dilantai selama 9 hitungan.
Pernapasan : sirkuler
Tujuan : menurunkan irama pernapasan dan denyut jantung

36. Tarik napas panjang sambil kedua lengan diangkat lurus ke atas kepala dan julurkan setinggi-tingginya disertai angkat tumit, tahan napas sejenak, kemudian keluarkan napas sambil menurunkan badan pelan keposisi jongkok hingga kedua lengan memeluk kedua lutut rapat-rapat. Ulangi 3 kali gerakan.
Tujuan : membuang sampai habis sisa-sisa metabolisme dan segala zat yang tidak diperlukan tubuh termasuk racun.

37. Koreksi sikap tubuh, dengan berdiri tegak kedua tangan di pinggang
pandangan lurus ke depan. Kemudian lakukan gerakan dagu ditarik ke
belakang tetapi kepala tetap menghadap ke depan, sehingga terasa ada
tarikan ditengkuk karena kepala bagian belakang terangkat lurus ke atas.
Tujuan : memperbaiki sikap tubuh.





LATIHAN KONTRAKSI ISOMETRIK


Pengertian Kontraksi isometrik ialah kontraksi otot yg tidak disertai perubahan ukuran panjang, sehingga tidak terjadi gerak sendi, tetapi hanya terjadi kenaikkan tonus otot.

Teknik latihan kontraksi isometrik.

1.Diberi contoh dan pasien diminta untuk menirukan
2.Diminta menggerakkan bagian yg akan dilatih tetapi ditahan oleh terapisnya sehingga tidak terjadi gerakan.
3.Melakukan aktifitas tertentu sehingga otot yg akan dilatih berfungsi sebagai fiksator
4.Diminta mendorong sesuatu yg tidak mungkin bergerak.

Efek dan Penggunaannya.

1.Mencegah atrofi otot, digunakan pd kasus immobilisasi misalnya patah tulang yg sedang dipasang gips atau fiksasi lain.
2.Membangun volume otot, digunakan pada binaragawan atau otot yg atrofi.
3.Mengulur otot yg memendek, digunakan latihan Hold relax untuk menambah ROM sendi.
4.Meningkatkan stabilisasi sendi, digunakan pada kasus instabilitas sendi misalnya latihan rythmic stabilisasi pada pasien ataxia cerebellum.
5.Berakibat menaikkan tekanan darah, karena itu tidak baik bagi pasien dengan tekanan darah tinggi. Misalnya static bicycle, karena kedua tangan memegang stang berarti terjadi kontraksi isometrik otot lengan. Hati-hati kalau melatih pasien jantung dengan sepeda, harus sering kali kedua tangan lepas stang dan digerakkan.
6.Terjadi benturan tulang pd permukaan sendi, sehingga bagi sendi yg cidera bisa bertambah buruk. Karena itu hati-hati, jika perlu lakukan pada posisi sendi MLPP
(Maximaly Lost Pack Position) dimana space atau ruang diantara tulang pembentuk sendi paling lebar.
7. Menghilangkan/mengurangi edema (lymphoedema).


Dosis latihan : sesuai dg percobaan Hettinger and Muler
Frekuensi : setiap hari
Intensitas : maximal isometric contraction
Time : 6 sec /kontraksi
Type : kontraksi isometrik
Repetisi : 20 x kontraksi /20 sec. Interval / sesi latihan
Selama 9 mg rata-rata kekuatan otot naik 165 %, dan setelah 12 mg naik 170 %
Hypertrophy rata-rata naik 13 % diukur sircumferentia dlm mm.
Posisi sendi paling optimal jika dilakukan pada sudut sendi dimana otot secara mekanik menghasilkan output yang tertinggi (bisa diukur dengan dinamometer), atau jika tidak ada alat ukur bisa dilakukan dengan evaluasi subyektif oleh pasien maupun terapis.


Untuk mengurangi edema :

1. Sebaiknya dilakukan pada posisi elevasi
2. Bagian anggota yang edema mengenakan elastis bandage, dan sesudah latihan memakai garmen yang elastis.
3. Fase kontraksi 1 sec sdangkan fase relaks 5 sec. Ini seuai dengan fase pengosongan dan pengisian pd lymphatic collector (Piller at al 1992).
4. Latihan juga termasuk deep breathing agar memberikan tekanan negatif pada rongga toraks, sehingga cairan limfe mengalir lebih cepat di thoracic duct.
5. Otot yang dilatih dimulai dari otot-otot trunk dan lebih konsentrasi pada otot-otot besar mulai dari proksimal ke distal pada anggota yang edema.
6. Latihan dianjurkan setiap jam sekurangnya 3-5 menit.




Apa itu GBS? GUILLIAN BARRE SYNDROME


GBS adalah penyakit langka yang menyebabkan tubuh menjadi lemah kehilangan kepekaan yang biasanya dapat sembuh sempurna dalam hitungan minggu, bulan atau tahun. GBS mengambil nama dari dua Ilmuwan Perancis, Guillain (baca Gilan) dan Barré (baca Barre), yang menemukan dua orang prajurit perang di tahun 1916 yang mengidap kelumpuhan kemudian sembuh setelah menerima perawatan medis. Penyakit ini menjangkiti satu dari 40,000 orang tiap tahunnya. Bisa terjangkit di semua tingkatan usia mulai dari anak-anak sampai dewasa, jarang ditemukan pada manula. Lebih sering ditemukan pada kaum pria. Bukan penyakit turunan, tidak dapat menular lewat kelahiran, ternfeksi atau terjangkit dari orang lain yang mengidap GBS. Namun, bisa timbul seminggu atau dua minggu setelah infeksi usus atau tenggorokan. Mari kita belajar lebih jauh lagi.

Apa gejala GBS?

Gejala awal antara lain adalah: rasa seperti ditusuk-tusuk jarum diujung jari kaki atau tangan atau mati rasa di bagian tubuh tersebut. Kaki terasa berat dan kaku atau mengeras, lengan terasa lemah dan telapak tangan tidak bisa menggenggam erat atau memutar seusatu dengan baik (buka kunci, buka kaleng dll)
Gejala-gejala awal ini bisa hilang dalam tempo waktu beberapa minggu, penderita biasanya tidak merasa perlu perawatan atau susah menjelaskannya pada tim dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat diperiksa.
Gejala tahap berikutnya disaaat mulai muncul kesulitan berarti, misalnya: kaki susah melangkah, lengan menjadi sakit lemah, dan kemudian dokter menemukan syaraf refleks lengan telah hilang fungsi.

Apa penyebab GBS?

Penyakit ini timbul dari pembengkakan syaraf peripheral, sehingga mengakibatkan tidak adanya pesan dari otak untuk melakukan gerakan yang dapat diterima oleh otot yang terserang
Karena banyak syaraf yang terserang termasuk syaraf immune sistem maka sistem kekebalan tubuh kita pun akan kacau. Dengan tidak diperintahakan dia akan menngeluarkan cairan sistem kekebalan tubuh ditempat-tempat yang tidak diinginkan.
Dengan pengobatan maka sistem kekebalan tubuh akan berhenti menyerang syaraf dan bekerja sebagaimana mestinya.

Bagaimana GBS dapat ter-diagnosa?

Diagnosa GBS didapat dari riwayat dan hasil test kesehatan baik secara fisik maupun test laboratorium. Dari riwayat penyakit, obat2an yang biasa diminum, pecandu alcohol, infeksi2 yang pernah diderita, gigitan kutu maka Dokter akan menyimpulkan apakah pasien masuk dalam daftar pasien GBS. Tidak lupa juga riwayat penyakit yang pernah diderita pasien maupun keluarga pasien misalnya diabetes mellitus, diet yang dilakukan, semuanya akan diteliti dengan seksama hingga dokter bisa membuat vonis apakah anda terkena GBS atau penyakit lainnya.

Pasien yang diduga mengidap GBS di haruskan melakukan test:

1. Darah lengkap

2. Lumbar Puncture

3. EMG (electromvogram)

Sesuai urutannya, test pertama akan dilakukan kemudian test ke dua apabila test pertama tidak terdeteksi adanya GBS, dan selanjutnya.

Apa yang akan terjadi setelah test dilakukan?

Tanda-tanda melemahnya syaraf akan nampak semakin parah dalam waktu 4 sampai 6 minggu. Beberapa pasien melemah dalam waktu relative singkat hingga pada titik lumpuh total dalam hitungan hari, tapi situasi ini amat langka.

Pasien kemudian memasuki tahap ‘tidak berdaya’ dalam beberapa hari. Pada masa ini biasanya pasien dianjurkan untuk ber-istirahat total di rumah sakit. Meskipun kondisi dalam keadaan lemah sangat dianjurkan pasien untuk selalu menggerakkan bagian-bagian tubuh yang terserang untuk menghindari kaku otot. Ahli Fisioterapy biasanya akan sangat dibutuhkan untuk melatih pasien dengan terapi-terapi khusus dan akan memberikan pengarahan-pengarahan kepada keluarga adan teman pasien cara-cara melatih pasien GBS.

Apakah GBS menyakitkan?

Ya dan tidak. Pasien biasanya merasakan sakit yang akut pada saat GBS. Terutama didaerah tulang belakang dan lengan dan kaki. Namun ada juga pasien yang tidak mengeluhkan rasa sakit yang berarti meskipun mereka mengalami kelumpuhan parah. Rasa sakit muncul dari pembengkakan dari syaraf yang terserang, atau dari otot yang sementara kehilangan suplai energy, atau dari posisi duduk atau tidur si Pasien yang mengalami kesulitan untuk bergerak atau memutar tubuhnya ke posisi nyaman. Untuk melawan rasa sakit dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit dan perawat akan memberikan terapi-terapi untuk me-relokasi bagian-bagian tubuh yang terserang dengan terapi-terapi khusus. Rasa sakit dapat datang dan pergi dan itu amat normal bagi penderita GBS.Apakah pasien GBS membutuhkan perawatan khusus?

Pasien biasanya akan melemah dalam waktu beberapa minggu, maka dari itu perawatan intensive sangat diperlukan di tahap-tahap dimana GBS mulai terdeteksi. Sesuai dengan tahap dan tingkat kelumpuihan pasien maka dokter akan menentukan apa pasien memrlukan perawatan di ruang ICU atau tidak.

Sekitar 25% pasien GBS akan mengalami kesulitan di;

1. Bernafas

2. Kemampuan menelan

3. Susah batuk

Dalam kondisi tersebut diatas, biasanya pasien akan diberikan bantuan alat ventilator untuk membantu pernafasan.

Berapa lama pasien dapat sembuh?

Setelah beberapa waktu, kondisi mati rasa akan berangsur membaik. Pasien harus tetap wapada karena hanya 80% pasien yang dapat sembuh total, tergantung parahnya pasien bisa berjalan dalam waktu hitungan minggu atau tahun. Namun statistic membuktikan bahwa rata-rata pasien akan membaik dalam waktu 3 sampai 6 bulan. Pasien parah akan menyisakan cacat dibagian yang terserang paling parah, perlu terapi yang cukup lama untuk mengembalikan fungsi-fungsi otot yang layu akibat GBS. Bisanya memakan waktu maksimal 4 tahun.

Adakah obat untuk penyakit ini?

Obat nya hanya ada 1 macam yaitu GAMAMUNE ( Imuno globuline ) yang harganya 4jt - 4,5 jt rupiah /botol biasanya obat ini diinfuskan kepasien dg jumlah yang dihitung dari berat badan, untuk lebih jelas nya tanya ke dokter, contoh kasus yang dialami Deya dg berat badan pada saat sakit waktu itu 58 KG deya menghabiskan obat ini sebanyak 20 botol, ( 5 botol / hari).

SISTEM SIRKULASI DALAM TUBUH



Sistem sirkulasi di dalam tubuh terdiri dari :
A. Sistem sirkulasi darah yang pada dasarnya terdiri dari ;
1. Sirkulasi sistemik , yaitu dari jantung ke seluruh tubuh kembali ke jantung.
2. Sirkulasi pulmonal, yaitu dari jantung ke paru kembali ke jantung.
3. Sirkulasi koroner, yaitu dari jantung untuk otot jantung sendiri.
Selanjutnya sistem sirkulasi darah tidak dibahas lebih ditail, karena kami anggap sudah lebih dari faham dan sering dijumpai , berbeda dengan sistem sirkulasi limfe yang masih jarang dibahas akan dibahas lebih ditail.
B. Sistem limfatik.
Sistem limfatik terdiri dari :
1. Cairan limfe (getah bening)
2. Pembuluh limfe
3. Organ khusus ( kelenjar limfe atau Lymph node, tonsil, Peyer’s patches, apendix, thymus dan spleen)

1. Cairan limfe (lymph).
Cairan limfe komposisinya sama dengan kedua cairan intertitial dan plasma darah. Yang membedakan dengan cairan intertitial terutama hanya pada lokasinya, sedangkan cairan limfe lebih sedikit mengandung protein dp plasma darah.

2. Pembuluh limfe.
a. Kapiler, struktur terkecil keluar dari jaringan kecuali otak, medulaspinalis, tulang epidermis dan mata, lebih besar, tak teratur dan dindingnya lebih permiable.
b. Kelenjar/benjolan terletak dipercabangan saluran limfe berfungsi untuk menyaring sebelum aliran bewrlanjut.
c. Pembuluh limfe (lymph vesel) seperti vena, dinding lebih tipis dan bergelombang.
d. Lymphatic trunk, gabungan dari lymph vesel
e. Lymphatic duct (right lymphatic duct dan thoracic duct)
f. Cisterna chyli (inferior thoracic duct).

3. Organ khusus
a. Tonsils, termasuk jaringan spesial limfe yang terletak di membran mukose di kerongkongan. Fungsinya untuk melindungi tubuh dari patogen dari udara atau makanan/minuman yang masuk lewat hidung atau mulut.
b. Peyer’s patches, adalah sekelompok kelenjar limfe yang terdapat disaluran pencernaan terutama ilium dan jejunum. Berfungsi sebagai pertahanan tubuh dengan cara memerangi patogen yang masuk.
c. Kelenjar limfe (lymph node), berada disepanjang pembuluh limfe srtukturnya membesar, berfungsi menyaring.
d. Appendix, terletak di ujung usus besar panjangnya sekitar 3-6 cm, gunanya untuk membantgu memerangi patogen.
e. Thymus, terletak di mediastinum di belakakng sternum, berfungsi membantu dalam proses maturasi sel T-lymphatic utk memerangi patogen.
f. Spleen, terletak diantara iga 9-11 kiri, berfungsi sbg ketahanan tubuh.

Sistem limfatik adalah aliran satu arah dari jaringan kembali ke sistem sirkulasi darah. Dibedakan menjadi sistem superficial termasuk aliran pada kulit dan subkutis, serta sistem yang lebih dalam (deep system) termasuk aliran yg terjadi pada otot dan facsia.
Proses awal masuknya cairan ke kapiler diawali adanya tekanan pada interstisiil yg berasal dari berbagai pengaruh seperti kontraksi otot, gerakan, pernapasan, gelombang atau denyut dinding pembuluh darah, dan tekanan itu akan membuka dinding kapiler yang berbentuk swinging slap dan cairan masuk , baru setelah masuk kapiler benar-benar disebut limfe atau getah bening. Proses tsb melalui fase pengisian yg lebih kurang 5 detik kemudian fase pengosongan lebih kurang 1 detik , selanjutnya cairan masuk ke kantong penampungan (collecting lymphatic) yang berbentuk pembuluh yang mempunyai katup sehingga aliran mengarah ke kelenjar limfe.Diantara kedua katub disebut lymphangion. Adanya katub ini mencegah aliran kembali ke belakang , jika didalam lymphangion sudah penuh maka terjadi kontraksi dinding pembuluh limfe mendorong cairan ke arah kelenjar limfe dan seterusnya terjadi proses berulang. Proses ini disebut lymphangiomotoric

Mulai dari kapiler limfe (lymph capillaries), masuk ke pembuluh limfe yg lebih besar selanjutnya menuju kelenjar limfe (lymphnode). Diseluruh tubuh hampir terdapat 600-700 kelenjar limfe, dimana fungsi kelenjar limfe adalah :
1. Filtrasi atau penyaringan, ini untuk mencegah adanya material yg rusak jangan masuk ke pembuluh darah.
2. Menghasilkan limfosit untuk daya tahan tubuh (immun system).
3. Mengatur jumlah cairan limfe
4. Mengatur jumlah protein dalam cairan limfe.
Dengan pengaturan itu maka jumlah cairan limfe dan protein dapat dikendalikan.
Jika terjadi kerusakan pada pembuluh limfe akan dengan mudah regenerasi, tetapi bila kerusakan pada kelenjar limfe, misalnya diangkat atau terjadi scar, maka resiko terjadinya oedema sangat besar selama hidupnya. Kelenjar limfe lebih banyak terdapat di daerah ketiak (axilla) dan lipat paha (inguinale) , ini penting diketahui utk treatment lymphoedema.
Dari kelenjar limfe cairan limfe terus menuju ke Lymph trunk yang strukturnya sama dengan lymphangion, hanya lebih besar. Pada akhirnya beberapa lymph trunk ini menuju kembali ke pembuluh vena, mereka saling berhubungan membentuk lymphatic trunk yang lebih besar disebut thoracic duct (ductus toracicus).
Thoracic duct berawal dari level Lumbal 2 sampai Toraks 10, membentuk kantong disebut cisterna chyle. Ia ke atas bersama aorta menembus diafragma dan masuk ke internal yugolaris kiri dan vena subklavia kiri. Didalam thoracic duct cairan limfe bercampur dengan lemak hingga berubah warna dari bening menjadi seperti susu disebut chyle.
Thoracic duct mengangkut cairan dari tigaperempat bagian tubuh masuk kesirkulasi vena yaitu dari : - kedua tungkai, setengah badan bawah, separo kiri leher dan kepala, separo kiri badan atas, dan lengan kiri.
Sedangkan Right lymphatic duct kembali ke pembuluh vena di internal yugolaris kanan dan subclavia kanan, berasal dari : - separo kanan leher dan kepala, separo kanan badan atas, dan lengan kanan.
Titik kritis perjalanan cairan limfe terjadi pada daerah kelenjar limfe dimana cairan meninggalkan system superfisial masuk system yg lebih dalam atau deeper system di dalam tubuh. Jika kelenjar limfe di tubuh mengalami ganguuan, maka aliran dari anggota tubuh juga terganggu.

Lymphatic watersheds, adalah pembagian tubuh menjadi empat bagian (kuadran) juga disebut Lymphatic territories. Watersheds adalah garis lurus yang membagi sesuai dengan arah katub dalam collecting lymphatic. Arah katub itu menuju ke area kelenjar limfe. Makna dari watersheds sangat jelas jika aliran menuju kelenjar limfe terputus dan terjadi swelling di kedua tungkai dan hubungannya dengan kuadran. Jika sistem lymphatic terputus satu dengan yang lain, maka dapat diatasi dengan watersheds yang memungkinkan aliran dari kuadran satu ke yang berikutnya. Ini penting utk treatment lymphoedema.
Tubuh kita memiliki dua watersheds utama, yaitu vertical watersheds yang membagi tubuh menjadi sepero kiri dan kanan, dan horizontal watersheds atau tranverse, yang dimulai dari level umbilicus terus sedikit naik sampai ke level Lumbal2, sehingga membagi tubuh menjadi 4 kuadran, dua diatas atau thoracic dan dua dibawah atau abdominal.

Anastomoses, adalah struktur lain yang membantu system lymphatic jika terjadi gangguan atau terputusnya aliran limfe. Beberapa lymph collector vertical dan horizontal di dalam kuadran bertemu dengan collector dalam kuadran disisi yang berlawanan pada watersheds. Dan disini aliran lymphatic drain berubah, sebagai contoh : Untuk badan atas (upper trunk) arah aliran dari vertical watersheds menuju ke kiri kanan kelenjar ketiak, jika terputus terjadi swelling di salah satu kuadaran, maka aliran akan terjadi ke kuadran yang satu , dengan demikian dapat diatasi dengan watersheds.
Axilloaxillary anastomoses atau hubungan antar axilla, menghubungkan axilla kanan dan kiri baik disisi depan maupun belakang menyebrangi vertical watersheds. Axilloinguinal anastomosis menghubungkan axilla dengan inguinal pada sisi tubuh yang sama menyebrangi tranverse watersheds. Suprapubic anastomosis, menghubungkan kiri dan kanan lower kuadran. Drain ini sangat penting dalam treatment lymphoedema.

Ringkasan anatomi sistem limfatic.
System limfatic terdiri dari sistem limfatic murni, dimana terdapat saling berhubungan yang membawa cairan masuk ke pre collector, terus ke collector yang terdapat katub, kemudian masuk ke kelenjar limfe, selanjutnya masuk lymph trunk, terus ke thoracic duct, dan berakhir ke pembuluh vena. Watersheds adalah garis yang membagi tubuh menjadi kuadaran berdasarkan arah katub menuju ke kelenjar limfe dan membentuk anastomoses yang menghubungkan diantara mereka.

Fisiologi dan Patofisiologi
Sistem limfatik tidak hanya berperan dalam sistem kekebalan tubuh ( immune system), tetapi juga penting dalam keseimbangan fungsi transportasi. Bagian yang sangat penting dari fungsi ini adalah transportasi partikel yang besar, khususnya protein. Demikian juga, substansi lain yang tidak dapat lebih lama di absorbsi oleh kapiler darah, memerlukan sistem limfatik sebagai kendaraan pengangkut utk meninggalkan jaringan intertisiil dan kembali ke sistem sirkulasi darah vena. Termasuk substansi tsb adalah limfosit, granulosit, monosit dan eritrosit, dan juga bacteri, sel kanker dan sel debris/rusak/puing (setelah trauma) . Untuk mengetahui fisiologi sistem limfatik perlu mengingat kembali beberapa istilah yang dapat membantu.

Diffusi
Bilamana dua larutan garam yang mempunyai perbedaan konsentrasi terletak dalam satu wadah, garam akan berpindah ke larutan yang kurang konsentrasinya, sementara air akan mencari larutan yang lebih tinggi konsentrasinya. Setelah itu dua larutan akan mencapai keseimbangan. Proses ini disebut diffusi.

Osmosis
Bilamana dua larutan garam yang berbeda dipisahkan oleh membran yang semipermiabel dimana tidak dapat ditembus oleh molekul garam yang lebih besar, air akan berpindah dari larutan yang kurang konsentrasinya menuju ke larutan yang lebih tinggi konsentrasinya. Peristiwa ini disebut osmosis.

Tekanan osmotik
Tekanan osmotik berasal dari ruang dengan larutan berkonsentrasi tinggi dan ia akan menimbulkan energi dari garam tsb utk menarik air.

Filtrasi
Filtrasi adalah kebalikan dari tekanan osmotik. Tekanan ini dapat dicapai dengan penggunaan tekanan dari sisi luar larutan yang tinggi konsentrasinya, dengan demikian dapat mengatasi tekanan osmotik dan terjadi proses kebalikannya

Tekanan osmotik kolloid dan Ultrafiltrasi
Jika contoh di atas digunakan larutan protein, tekanan osmotik akan diberi istilah tekanan osmotik kolloid, dan proses filtrasi akan disebut ultrafiltrasi.

Dalam sirkulasi darah manusia dinding kapiler bekerja sebagai membran yang full permeable bagi senua molekul kecil yang larut dalam darah Membran itu tidak menghalangi diffusi dari kapiler ke jaringan intertisiil dan sebaliknya. Tetapi didinding kapiler kebanyakan tidak dapat ditembus (impermeable) oleh molekul protein
Pada ujung kapiler arteri, tekanan darah kapiler lebih tinggi dari pada tekanan osmotik kolloid dari plasma darah. Pada pembuluh vena, tekanan darah kapiler lebih rendah dari tekanan osmotik kolloid dari plasma darah, akibatnya terjadi ultrafiltrasi pada sisi arteri dan reabsorbsi (ultrafiltrasi yg berlawanan arah) pada sisi vena. Ultrafiltrasi merupakan proses langsung menuju kesisi luar, selagi terjadi reabsorbsi kearah berlawanan ke sisi dalam. Bagaimananpun, beberapa molekul protein meninggalkan pembuluh darah kapiler menuju intertisiil, oleh karena itu menyebabkan tekanan osmotik kolloid bervariasi. Tekanan didalam intertisium berfluktuasi dan dari sinilah mempengaruhi ultrafiltrasi. Ringkasnya, empat tenaga yang bekerja pada setiap kapiler arteri dan vena, yaitu :
1. tekanan osmotik koloid dari plasma darah
2. tekanan darah dari kapiler
3. tekanan osmotik koloid dari intertisium
4. tekanan interstisium
Pada arteri dan juga vena, tekanan darah kapiler mencoba membebaskan cairan dari molekul protein dan menekannya masuk ke interstisium, tetapi tekanan ini dikurangi atau dinaikkan oleh tekakan interstisium. Tekanan osmotik koloid dari plasma darah, dimana mencoba menahan cairan, dikurangi oleh takanan osmotik koloid dari interstisium.
Hampir 20 liter cairan meninggalkan pembuluh darah selama 24 jam dan 80-90 % nya di absorbsi kembali. Sisanya yg berjumlah 2-4 liter dalam 24 jam, berisi sebagian besar molekul protein. Jika cairan itu tidak dapat melewati dinding kapiler, cairan itu akan kembali, sebagai limfe, menuju ke pembuluh vena melalui sistem limfatik.

Jika terjadi ketidak seimbangan antara empat tenaga tsb di atas, oedema akan terjadi. Sebagai contoh, jika tekanan dalam pembuluh darah kapiler naik, ultrafiltrasi naik. Dan sebaliknya jika tekanan osmotik koloid dari plasma darah menurun, reabsorbsi menurun. Dalam situasi demikian sistem limfatik merespon dengan cara meningkatkan lymphangiomotoric. Untuk memenuhi kapasitas angkut, dimana akan terjadi peningkatan aliran limfe per unit waktu, lymphangiomotoric dapat meningkatkan aliran limfe sampai 10 kali.Oleh karena itu sistem limfatik yang normal mapu mengontrol meningkatnya air dan protein sehingga dapat mencegah oedema. Inilah yang disebut lymphatic safety valve factor. Sepanjang kapasitas angkut lebih tinggi dari beban cairan tidak akan terjadi oedema. Jika beban cairan melebihi kapasitas angkut, maka akan terjadi oedema.

Foldi, membedakan tiga bentuk insufisiensi sistem limfatic-vaskuler., yaitu :
1. dinamic
2. mechanickal
3. safety valve
Dynamic………………..TC normal, LL naik…………..High/low protein oedema
Mechanical……………..TC turun, LL normal…………High protein oedema
Safety valve…………….TC nurun, LL naik……………High protein oedema.
Keterangan : TC = transport capasity
LL = lymphatic load.
Dinamik insufisiensi, istilah yang digunakan untuk pembuluh limfe yang normal secara anatomi dan fisiologi, tetapi cairan limfe berlimpah sehingga beban berlebih, ini sebagai high –flow oedema. Tergantung dari penyebabnya, ini dapat terjadi protein tinggi atau rendah. High-flow dengan low-protein oedema dapat disebabkan oleh naiknya tekanan darah kapiler, rendahnya tekanan osmotik koloid plasma darah atau rendahnya tekanan interstisium, sedangkan terjadi cedera pembuluh darah dan kekurangan vitamin dapat mengarah high-flow, high protein oedema.

Mechanical insufiensy, penurunan kapasitas angkut disebabkan oleh gangguan pada sistem limfatik merupakan mechanical insufisiensy, dan ini disebabkan low- flow, high protein oedema.

Safety valve insuffisiensy, istilah yg digunakan jika terdapat penurunan kapasitas angkut dan selanjutnya dapat dikompromikan dengan naiknya beban cairan. Sebagai contoh, setelah axillaries bersih (reduced transport capasity) terjadi infeksi (increased lymphatic load), menyebabkan nekrose jaringan cenderung menjadi inflamasi kronik, dan dari sinilah terjadi kenaikan beban cairan. Akibatnya low-flow, hihg protein oedema.

Dari ketiga insuffisiensy tsb, hanya mekhanical dan safety valve yang low-flow, high protein odema atau lympoedema, dengan demikian yang dapat ditreatmen secara physical therapy complex.
Ringkasan
Ada empat tenaga yang mempengaruhi ultrafiltrasi (proses mengarah ke sisi luar) dan reabsorbsi (proses mengarah ke sisi dalam)diantara kapiler arteri dan vena. Yaitu tekanan osmotik koloid dari plasma darah, tekanan darah kapiler, tekanan osmotik koloid dari interstisium, dan tekanan interstisium. Jika keempat tenaga tsb tidak seimbang, akn terjai oedema. Sebelum oedema berkembang, pertama kali tubuh bereaksi dengan meningkatkan lymphangiomotoric utk meningkatkan/memaksimalkan kapasitas angkutnya. Lymphangiomotoric mampu meningkatkan sampai 10 kali lipat. Ini merupakan maximum lymph flow per unit waktu, dan tidak mungkin mencegah oedema dalam waktu pendek.



Sumber
Ruth Sapsford Aua, DipPhty at al : Women’s Health A Textbook for Physiotherapists,
Wb Saunders Company Ltd, London1998.

REFLEK - REFLEK PADA BAYI


Bayi dilahirkan dengan berbagai kemampuan untuk bertahan hidup yang menakjubkan sebelum ia dapat melakukan semaua aktivitasnya secara mandiri. Kemampuan-kemampuan itu tak lain adalah yang disebut reflek.

Reflek merupakan respon alami yang dimiliki bayi sehingga bayi dapat bertahan hidup diluar kandungan. Kebanyakan reflek yang diperlihatkan oleh bayi ketika lahir dengan sendirinya akan hilang dalam beberapa bulan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Biasanya pada usia 3-6 bulan bayi sudah dapat melakukan aktivitasnya secara voulenter / sadar (bayi dapat mengontrol gerakannya). Pada usia inilah sebagian besar reflek yang dimiliki bayi sudah menghilang.

Berikut beberapa reflek bayi pada bayi normal :


Rooting Reflex / Search Reflex

Reflek ini dapat dimunculkan dengan cara mengusap pipi bayi dengan lembut. Bayi akan memalingkan wajahnya ke arah sentuhan dan kemudian membuka mulutnya untuk makan. Hilang pada usia 4 bulan.


Sucking Reflex

Merupakan kemampuan dasar bayi untuk bertahan hidup. Reflek ini menjamin bayi mendapatkan makanan hingga ia dapat secara voulenter / sadar mampu menghisap. Reflek ini dapat dimunculkan dengan menyentuh bibir bayi. Bayi menghisap benda yang menyentuh bibir dengan kuat. Kemampuan untuk menghisap / sucking secara sadar muncul saat usia 2 bulan.


Gag Reflex

Reflek ini akan terlihat saat bayi merasakan jenis makanan yang baru. Meskipun reflek ini menghambat pemberian makanan, tapi reflek ini melindungi bayi agar ia tidak tersedak sampai bayi belajar mengunyah dan menelan.

Righting Reflex

Posisikan bayi tengkurap, beberapa saat kemudian ia akan mengangkat kepalanya untuk membebaskan hidung dan mulutnya agar dapat bernafas.


Palmar Grasp / Grasping Reflex

Reflek menggenggam ini dapat dimunculkan dengan meletakkan benda / jari anda di telapak tangan bayi. Bayi akan menggenggam jari anda secara kuat. Hilang pada usia 6 bulan.


Babinski Reflex

Gores telapak kaki bayi, maka jari-jari kaki akan membuka. Hilang di usia 4 bulan.


Moro Reflex / Startle Reflex

Refeks ini muncul apabila bayi merasa jatuh atau dikejutkan oleh suara yang keras. Bayi akan membuka kedua lengan dan tungkainya dan kepalanya bergerak ke belakang. Kebanyakan bayi akan menangis terlebih dahulu saat dikejutkan. Reflek Moro ini hilang saat bayi berusia 6 bulan.



Tonic Neck Reflex / Fencing Reflex

Telentangkan bayi dan beberapa waktu kemudian ia akan menunjukkan “fencer’s pose “ (seperti pemain anggar). Lengan dan tungkainya yang sehadap dengan wajahnya direntangkan. Sedangakan lengan dan tungkai yang lain ditekuk. Hilang saat usia 4 bulan.


Crawling Reflex

Letakkan bayi tengkurap diatas perutnya. Ia akan bereaksi dengan menggerakkan tungkainya seperti sedang mencoba untuk merangkak. Hilang ketika bayi berusia 2 bulan.

Stepping Reflex

Pegangi bayi di ketiak / di bawah lengannya. Biarkan jari-jari kakinya menyentuh lantai. Ia akan mengangkat kakinya seperti saat melangkah. Hilang pada usia 3 bulan.


Galant Reflex

Reflek ini terlihat saat punggung tengah atau punggung bawah bayi dibagian kanan atau kiri tulang punggung diusap. Tubuh bayi akan melengkung ke sisi yang diusap.



Crossed Extensor Reflex

Reflek ini dapat dimunculkan dengan meluruskan salah satu tungkai bayi, maka tungkai yang lain (yang tadinya lurus) akan menekuk (lututnya). Cara lain adalah dengan mengetuk paha bagian dalam salah satu tungkai bayi, maka tungkai yang lain akan bergerak ke dalam (mendekati tungkai yang diketuk). Hilang pada usia 1 atau 2 bulan.

Flexor Withdrawal Reflex

Reflek ini dapat dimunculkan dengan menggores / menyentuh telapak kaki tungkai bayi yang lurus, maka tungkai tersebut akan menekuk. Hilang pada usia 1 atau 2 bulan.

Extensor Thrust Reflex

Dapat dimunculkan dengan menggores / menyentuh telapak kaki tungkai bayi yang menekuk, maka tungkai tersebut akan menjadi lurus. Hilang pada usia 1 atau 2 bulan.

Tonic Labyrinthine

Pada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkat tungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat, kemudian jatuh. Hilang pada usia 6 bulan.

Protective Extension Reaction

Reflek ini berupa gerakan yang bertujuan melindungi kepala dari cedera saat jatuh.





8 Tips Mengajar Membaca Pada Anak dengan Cerebral Palsy

Learn to Read 1

Mengajarkan anak yang mempunyai kebutuhan khusus seperti anak cerebral palsy memang susah susah gampang, orang tua kerap kali bingung dalam mengajarkan serta mengarahkan si anak dalam hal membaca dan akan mengalami hambatan dalam berbagai fungsi tubuh, mulai dari keterampilan motorik sampai membaca.Apabila Anda ingin mengajarkan cara membaca pada anak dengan cerebral palsy, ikuti langkah-langkah di bawah ini:

1. Lakukan latihan pernapasan sebelum mulai belajar, posisikan anak duduk tegak sehingga udara bisa masuk ke paru-parunya.Tempatkan tangan Anda di perut atau di atas tulang rusuk anak. Pandu anak menghirup dan membuang udara dengan mengontraksikan otot-otot setiap kali bernapas.Hal ini akan membantu anak lebih rileks dan tidak merasa gugup.

2. Saat melakukan teknik-teknik pernapasan ini, anjurkan anak untuk menutup matanya dan membayangkan sesuatu yang indah.Hal ini juga akan membantu anak lebih rileks dan menjaga pikirannya terfokus.

3. Letakkan beberapa benda di depan anak dan ulangi nama-nama benda tersebut secara perlahan sehingga otak anak akan menerima dan mengingat nama-nama benda tersebut pada saat melihatnya di waktu yang lain.Ulangi ini setidaknya empat kali secara perlahan.

4. Seiring dengan memperlihatkan objek tersebut, gunakan kata yang ditulis sehingga anak juga dapat mengidentifikasi tulisan dengan objeknya.Untuk menambahkan stimulasi lebih ke otak anak, ucapkan kata-kata tersebut secara perlahan.

5. Gunakan kata-kata dan benda-benda yang dapat digunakan dalam kalimat jika memungkinkan.Latihan pengulangan kata dan benda tersebut tidak dapat berlangsung dalam waktu semalam. Anak umumnya akan mengingat beberapa dari kata dan benda dalam waktu setidaknya dua minggu.

6. Belilah buku yang Anda rasa mudah bagi anak. Jika tidak yakin apa yang cocok bagi anak, mintalah bantuan kepada petugas toko buku.

7. Ulangi langkah-langkah satu sampai lima. Dengan mengulangi langkah-langkah ini, Anda dapat menggabungkan kata-kata secara bersamaan untuk membentuk kalimat.Bacakan buku perlahan-lahan kepada anak setiap hari selama minimal dua minggu. Lakukan satu buku pada suatu waktu.

8. Ulangi langkah ketujuh, tapi kali ini minta anak untuk mengulang kata-kata setelah Anda. Hal ini akan merangsang otak anak dan mendorong mereka untuk ingin membaca.[]

Back Pain_Muscle Spasm/Kejang/Kaku/Kram Otot

Suatu pagi alarm wekker anda sudah berdering berkali-kali namun anda begitu males untuk bangun karena seluruh tubuh terasa pegel dan kaku utamanya pinggang dan sepanjang punggung anda terasa begitu berat dan kaku ketika anda bergerak. Semua itu akan berkurang ketika anda memaksakan diri bangun dan melakukan aktivitas ringan, namun pinggang anda tetap akan kaku. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Kondisi yang anda alami adalah muscle spasm/kejang/kram/kaku otot, yang adalah suatu mekanisme normal pada tubuh apabila sedang terjadi ketidakseimbangan “biokimia” pada area tertentu di otot pada tubuh anda ketika sebelumnya telah dan atau sedang melakukan aktivitas fisik tertentu yang berlebih dari biasanya dimana diketika itu area tersebut sedang membutuhkannya namun ternyata tetap tidak tercukupi sehingga tubuh menanggapinya dengan bentuk reflex spasm pada otot supaya terjadi recovery/ pemulihan. Jadi bila anda melakukan aktivitas fisik tertentu yang lebih dari biasanya maka anda akan berpotensi mengalami peristiwa ini, namun bila anda sempat meminum cairan yang cukup dan yang mengandung gula, natrium, kalium, magnesium pada kadar tertentu maka penderitaan anda tidak akan separah itu.

Sudah cukup lama penelitian tentang mekanisme kerja/kontraksi otot dimana ditemukan sejumlah perubahan biokimia diantaranya adalah Albert Szent-Gyorgyi,1942 dan RE Davis,1963.

Namun banyak orang terutama di Indonesia tidak menyadari mekanisme tubuh macam tersebut diatas. Sudah begitu, diketika melakukan aktivitas fisik yang lebih dari biasanyapun, nyaris tidak pernah memikirkan faktor resiko ini. Apalagi bila melakukan aktivitas angkat jinjing dengan beban tertentu juga nyaris tanpa pengaman di pinggang sama sekali. Sehingga seringkali kami mendapati pasien yang rata-rata dalam keadaan parah, karena tidak hanya otot pinggangnya saja yang spasm/kaku, tapi juga diikuti disc-bulging bahkan HNP disalah satu ruas tulang belakang anda. Sudah begitu, ketika disarankan untuk mengenakan Lumbar-Corset malah menggelengkan kepala.

Dalam kondisi demikian anda biasanya memanggil tukang pijat keliling atau minum obat tertentu. Tapi hati-hatilah, bukan itu yang diperlukan oleh tubuh anda. Anda memang butuh relaksasi otot pinggang namun bukan serta merta mengundang tukang pijat keliling,karena yang dilakukanya terkadang malah bikin masalah baru yang justru kadang membuat lebih parah kondisi anda. Hubungilah ahli fisioterapi terdekat atau hubungi kami bila anda tinggal di Jakarta Barat.

**[semua gambar yang ada dalam artikel ini di-copy dari google images]

***[bagaimanapun,pemeriksaan fisik secara langsung oleh professional(dokter/fisioterapist) sangat diperlukan, dan kesimpulan akhir harus mengacu pada hasil pemeriksaan tersebut]

High Heel-Kebaikan dan Keburukannya

Seperti yang kita ketahui belakangan ini nyaris tidak satupun wanita di dunia ini yang tidak menyukainya, apalagi kalau modelnya bagus pastilah akan ngiler melihatnya. Wanita kalau sedang mengenakannya memang nampak begitu seksi dan langsing karena ia bertambah tinggi sehingga akan bertambah “pede” dan kadang malahan sengaja berjalan macam peragawati. Sehingga ada “pemeo” dikalangan mereka bila ingin merubah penampilan, kenakanlah hak tinggi. Hanya itukah manfaatnya?

Tidak!! Memang ada begitu banyak sisi positif ketika mengenakan hak tinggi,apalagi kalau sengaja dipakai setiap hari dalam kurun waktu tertentu. Mereka akan semakin disayang pasangannya karena otot-otot vaginanya semakin keras “genggamannya”, betisnya semakin mbunting padi alias langsing, bokongnya semakin keras dan kenyal serta tidak kendor lagi dan semakin bergairah. Lantas apa sisi buruknya?

Secara anatomy, ketika tumit diganjal high-heel, maka calf-muscle[gastroc dan soleus] alias betis berkontraksi secara terus-menerus begitu pula yang terjadi pada tendon achiles,tentusaja ini membuat otot tibialis anterior nyaris relaksasi pada waktu yang sama, sehingga kaki akan terasa pegal-pegal dan kadang nyeri. Dalam waktu bersamaan otot gluteus berkontraksi dengan cara yang sama,sehingga berakibat otot erector spine ikut-ikutan berkontraksi terus-menerus sehingga otot abdominal bawah mengendur/relaksasi, akibatnya lumbar-spine hiper lordosis yang akan membuat sakit pinggang dan turunannya. Itu baru jaringan ikatnya, bagaimana dengan tulang dan persendian?

Calcaneus-spur atau heel-spur yang kebanyakan orang menyebutnya sebagai pengapuran di tumit pasti akan mengancam diketika memasuki masa menopause, bahkan kadang sebelumnya. Karena tumit lebih tinggi dari yang seharusnya, maka pada sisi permukaan tertentu terjadi benturan yang terus menerus pada sendi lutut sementara sisi permukaan lainnya tidak. Akibatnya cartilage yang bertindak sebagai “mounting” atau peredam benturan menjadi tipis dan merangsang terjadinya lesi[jaringan ini tidak pernah mengalami perbaikan bila cedera] yang berakibat tumbuhnya tulang baru yaitu yang sering disebut orang sebagai OA lutut alias pengapuran pada lutut. Lantas hanya itukah? Tidak!! Masih ada lagi lainnya…

Diatas sudah diterangkan mengenai posisi lumbar-spine yang hiper-lordosis, kira-kira apa resikonya? Resiko tertinggi adalah bila terjadi salah gerak akan berpotensi terjadi Bulging-disc hingga HNP dan atau Spondylolistesis dan Lumbago yakni Spasm erector spine-muscles. Bila pada usia produktif tersebut belum terjadi/belum mengalami berbagai macam pathologis tersebut diatas, tunggulah saat memasuki masa menopause dan post menopause.

Tapi apapun itu, kami bukan pada posisi melarang atau menganjurkan,karena semua itu merupakan pilihan. Tapi bila anda belum mengalaminya, tanyakanlah kepada orang-orang yang anda kenal tentang rasanya sakit di tumit, lutut dan juga di pinggang. Bila sedang mengalaminya, anda boleh mengontak kami. Semoga semua makhluk berbahagia…

*[semua gambar dalam article dan web ini di-copy dari google-image]

**[bagaimanapun pemeriksaan fisik secara langsung oleh professional (dokter/fisioterapist) sangat diperlukan dan kesimpulan selalu mengacu pada hasil pemeriksaan tersebut)

Tension Headache-Kaku kuduk

Pernahkah anda merasakan di suatu waktu kepala anda seperti begitu penuh dan seolah mau pecah,otot-otot seputar leher begitu kaku sehingga anda tidak mampu untuk nengok kanan/kiri dan mendongak/nunduk. Bahkan kadangkala otot-otot bahu dan punggung atas ikut-ikutan kaku. Yang anda rasakan tersebut adalah Tension Head-ache/Kaku Kuduk Kronis.

Tension Headache/Kaku Kuduk/Sakit Kepala dengan kaku otot seputar leher_ oleh International Headache Society(IHS) dikatagorikan sebagai episodic/kronik diusulkan sejak 1985 dan disetujui pada 1988. Biasanya kondisi ini dihubungan dengan gangguan otot perikranium dan terkait dengan stress psikis dan biasanya responsive terhadap obat bebas(non-prescription). Kondisi ini sering berulang bahkan dapat kambuh setiap hari yang melibatkan kakakuan /kontraksi berlebihan dari otot-otot seputar leher bahkan hingga ligament nuchae di occipital begitu kaku saat dipalpasi. Selain sakit kepala yang dideritanya, pasien juga akan malas dan kesulitan menengok kiri/kanan, menunduk/mendongakkan kepalanya.

Ada sebuah laporan yang menyatakan bahwa perempuan lebih tinggi prevalensinya dibanding laki-laki. Sedangkan kejadian yang terpaut usia kebanyakan terjadi pada kelompok dewasa muda, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada kelompok usia lainnya. Adakalanya penyakit ini dipicu oleh cervical syndrome dimana lesi pada cervical menjadi pemicunya. Bila anda sedang mengalami masalah ini, janganlah meremehkannya, segeralah ke dokter atau ahli fisioterapi terdekat,bila anda tinggal di Jakarta Barat dapat datang langsung atau menghubungi kami.

*[semua gambar yang ada dalam artikel ini di-copy dari google images]

**[bagaimanapun, pemeriksaan fisik secara langsung dan mendetail oleh professional (dokter/fisioterapist) sangat diperlukan, dan kesimpulan akhir harus mengacu pada hasil pemeriksaan tersebut]

Definisi Fraktur



Disini Saya akan menjelaskan sekilas tentang definisi Fraktur [Patah Tulang]adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan cedera di jaringan sekitarnya.Jenis patah tulang:

Patah tulang tertutup (patah tulang simplek).
Tulang yang patah tidak tampak dari luar.
Patah tulang terbuka (patah tulang majemuk).
Tulang yang patah tampak dari luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit mengalami robekan.
Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi.
Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan).
Merupakan akibat dari tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya atau tenaga yang menekan melawan panjangnya tulang.
Sering terjadi pada wanita lanjut usia yang tulang belakangnya menjadi rapuh karena osteoporosis.
Patah tulang karena tergilas.
Tenaga yang sangat hebat menyebabkan beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang.
Jika aliran darah ke bagian tulang yang terkena mengalami gangguan, maka penyembuhannya akan berjalan sangat lambat.
Patah tulang avulsi.
disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat.
Paling sering terjadi pada bahu dan lutut, tetapi bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit.
Patah tulang patologis.
Terjadi jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh ke dalam tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh.
Tulang yang rapuh bisa mengalami patah tulang meskipun dengan cedera ringan atau bahkan tanpa cedera sama sekali.

Penyebab

Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh.Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.
Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:
- Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang
- Usia penderita
- Kelenturan tulang
- Jenis tulang.
Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena oste

Porosis atau tumor bisa mengalami patah tulang

Gejala

Nyeri biasanya merupakan gejala yang sangat nyata.
Nyeri bisa sangat hebat dan biasanya makin lama makin memburuk, apalagi jika tulang yang terkena digerakkan.
Menyentuh daerah di sekitar patah tulang juga bisa menimbulkan nyeri. Alat gerak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga penderita tidak dapat menggerakkan lengannya, berdiri diatas satu tungkai atau menggenggam dengan tangannya.Darah bisa merembes dari tulang yang patah (kadang dalam jumlah yang cukup banyak) dan masuk kedalam jaringan di sekitarnya atau keluar dari luka akibat cedera.

Diagnosa

Foto rontgen biasanya bisa menunjukkan adanya patah tulang.Kadang perlu dilakukan CT scan atau MRI untuk bisa melihat dengan lebih jelas daerah yang mengalami kerusakan.Jika tulang mulai membaik, foto rontgen juga digunakan untuk memantau penyembuhan.

PENGOBATAN

Tujuan dari pengobatan adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar mereka tetap menempel sebagaimana mestinya.
Proses penyembuhan memerlukan waktu minimal 4 minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya memerlukan waktu yang lebih lama.
Setelah sembuh, tulang biasanya kuat dan kembali berfungsi.Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk membatasi pergerakan.
Dengan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka (terutama pada anak-anak), tulang bahu, tulang iga, jari kaki dan jari tangan, akan sembuh sempurna.Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh digerakkan (imobilisasi).
Imobilisasi bisa dilakukan melalui:

· Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.

· Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar tulang yang patah

· Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.

· Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai komplikasi.Imobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani Fisioterapi.
Terapi dimulai pada saat imobilisasi dilakukan dan dilanjutkan sampai pembidaian, gips atau traksi telah dilepaskan.
Pada patah tulang tertentu (terutama patah tulang pinggul), untuk mencapai penyembuhan total, penderita perlu menjalani physioytherapy selama 6-8 minggu atau kadang lebih lama lagi.

Physiotherapy pada Cardiac Heart Failure



Oleh : Herdin S.Ft ( Physio Unhas )

Sejak tahun 1940-1950-an bed rest yang lama sebagai standart pelayanan medis pada pasien post miocard infark berdampak buruk bukan hanya pada fisik tapi juga psikis (Levine & Lawn.1952) Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut telah dilakukan.Rehabilitasi jantung atau yang dikenal dengan cardiac rehabilitation termasuk didalamnya program pencegahan efek sekunder telah menjadi bagian yang sangat penting dalam manajemen pasien post Miocard Infark dan post coronary artery bypass surgery ( Mcburney.2001).Menurut Beazley (1975 ) penatalaksanaan Physioterapy sebagai bagian dari team cardiac rehabilitation pada kondisi Congestuve cardiac failure dan Pulmonary congestion telah lama diterima.

Peran Physiotherapy pada kondisi jantung difokuskan pada aspek pemulihan fisik, khususnya meminimalkan dekondisioning akibat bed rest,peningkatan fungsi cardiovascular dan perbaikan fungsi musculuskeletal.dimulai dengan assesment,breathing exercise, assisted atau aktiv exercise untuk pasien tertentu.mengawasi proses ambulasi atau perpindahan tempat,menaiki tangga dan aktivitas lainnya.memprogramkan home exercise dan modifikasi aktivitas.Selanjutnya Physiotherapist tetap melaporkan kemajuan yang terkait dengan kondisi fisik pasien serta tetap berkonsultasi dengan team

A.Pengertian

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolic tubuh, kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium ; gagal miokardium umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik sirkulai dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi gagal jantung dalam fungsi pompanya

Kegagalan jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah atau kapasitas oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen pada erbagai organ (Ni Luh Gede Yasmin, 1993)

Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum dari pada gagal jantung. Gagal sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler untuk melakukan perfusi jaringan dengan memadai. Defenisi ini mencakup segala kelainan dari sirkulasi yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak memadai, termasuk perubahan dalam volume darah, tonus vaskuler dan jantung. Gagal jantung kongetif adalah keadaan dimana terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal jantung kongestif perlu dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu. Gagal sirkulasi, yang hanya berarti kelebihan beban sirkulasi akibat bertambahnya volume darah pada gagal jantung atau sebab-sebab diluar jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau anuria

B.Etiologi dan Patofisiologi

Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakit jantung kongestif maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada imfark miokardium dan kardiomiopati.

Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup dan meningkatkan volume residu ventrikel.

Tekanan arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjdi kongesti sistemik dan edema.

Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katub-katub trikuspidalis atau mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katub atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.

Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme primer yang dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal akibat aktivasi rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung. Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktivitas. Dengn berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif

Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik dan infeksi paru-paru dan emboli paru-paru. Penanganan yang efektif terhadap gagal jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak saja terhadap mekanisme fisiologis dan penyakit yang mendasarinya, tetapi juga terhadap faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung

C. Gejala

Penderita gagal jantung yang tidak terkompensasi akan merasakan lelah dan lemah jika melakukan aktivitas fisik karena otot-ototnya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup.
Pembengkakan juga menyebabkan berbagai gejala. Selain dipengaruhi oleh gaya gravitasi, lokasi dan efek pembengkakan juga dipengaruhi oleh sisi jantung yang mengalami gangguan. Gagal jantung kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir ke bagian kanan jantung. Hal ini menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai, hati dan perut. Gagal jantung kiri menyebabkan pengumpulan cairan di dalam paru-paru (edema pulmoner), yang menyebabkan sesak nafas.

Pada awalnya sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas; tetapi sejalan dengan memburuknya penyakit, sesak nafas juga akan timbul pada saat penderita tidak melakukan aktivitasng hebat. Kadang sesak nafas terjadi pada malam hari ketika penderita sedang berbaring, karena cairan bergerak ke dalam paru-paru. Penderita sering terbangun dan bangkit untuk menarik nafas atau mengeluarkan bunyi mengi. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya penderita gagal jantung tidur dengan posisi setengah duduk.

D.Diagnosa

Untuk memperkuat diagnosis dilakukan pemeriksaan fisik, yang biasanya menunjukkan:
- denyut nadi yang lemah dan cepat
- tekanan darah menurun
- bunyi jantung abnormal
- pembesaran jantung
- pembengkakan vena leher
- cairan di dalam paru-paru
- pembesaran hati
- penambahan berat badan yang cepat
- pembengkakan perut atau tungkai

Foto rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.

Kinerja jantung seringkali dinilai melalui pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung)

E. Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah :
- Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
- Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokardium dengan preparat farmakologi, dan
- Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi antidiuretik, diet dan istirahat.

Terapi Farmakologis :
Glikosida jantung.
Digitalis , meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.Efek yang dihasilkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diuresisidan mengurangi edema
Terapi diuretik.
Diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air mlalui ginjal.Penggunaan hrs hati – hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
Terapi vasodilator.
Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadansi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan
Dukungan diet:
Pembatasan Natrium untuk mencegah, mengontrol, atau menghilangkan edema.

Prinsip Penanganan Fisioterapi

Prinsip terapi pada penderita cardiac failure adalah : untuk menghilangkan atau mengurangi penyebap failure dengan :

Mengurangi kebutuhan jantung selama failure (serangan )

Memperbaiki fungsi myocardium.

Mengurangi cairan extraceluler dan volume plasma.

Menghilangkan penyebap mungkin dapat dilakukan dengan cara operasi atau hypertensi dengan obat hipertensi, infeksi paru dengan antibiotik dan fisioterapi dan lain – lain.

Mengurangi kebutuhan Myocardium : memerlukan istirahat dengan kursi yang memakai lengan,cardiac bed dengan kedua tungkai bebas ( tergantung ) atau halflying serta mengurangi ketakutan atau kecemasan dengan banyak tidur .istirahat biasanya diberikan dalam satu periode kira – kira 3 minggu atau sampai udem berkurang..

Relaksasi diajarkan pada pasien yang sangat tegang untuk memperbaiki kemampuannya istirahat.

Diet juga secara hati – hati diatur antara lain : porsi dan cairan pertama kali harus dikurangi Memperbaiki fungsi myocardium : pertama kali dengan memberikan oksigen,agar jaringan otot tidak degenerasi karena kurangnya oksigen.

Latihan akhir yang diberikan adalah aktifitas seperti : keluar bed,berjalan yang mulai jarak pendek dengan langkah lambat lalu ditingkatkan.derajat laytihan klasifikasi jantung mungkin dapat digunakan setelah pulang untuk mencoba meninggkatkan toleransi miocardium dan mencegah pasien menjadi cardiac infalid ( cacat jantung ).

Chest Infeksi dan collaps paru dapat dicegah dengan memberikan breathing exercise setiap saat dengan pasien dengan pola dan irama nafas normal.

Batuk efektif harus diberikan yang bersamaan dengan pemberian perubahan posisi dari samping kesamping.Jika otot abdomen lemah, maka batuk yang tidak efektif dibantu dari luar oleh terapis dengan bantuan dorongan tangan.

Postural Drainage; tidak boleh digunakan bila ada orthopnoe,dyspnoe saat istirahat atau syanosis.Hal ini mungkin dapat diberikan dengan cara modifikasi untuk membantu drainage ( mengalirkan ) sputum pada segmen basal jika ini menyebabkan penyempitan atau sumbatan ,tapi hal ini harus ada persetujuan dari dokter yang merawatnya.,tidak boleh oleh Physiotherapist
Leg exersise ; diajarkan segera setelah dokter mengijinkannya untuk membantu mencegah Deep Vena thrombosis terjadi