Stroke adalah kematian sel otak yang mendadak atau tiba-tiba oleh karena gangguan sirkulasi darah ke otak. ketika asupan darah keotak lemah, oksigen dan nutrisi yang penting untuk otak tidak dapat disalurkan. Akibatnya tenjadi ketidak normalan fungsi otak. Gangguan aliran darah keotak dapat terjadi oleh karena blokade atau kerusakan dari pembuluh arteri.Stroke dapat disebabkan oleh trombosis, emboli, perdarahan subarachnoid dan lain-lain yang menimbulkan hemiplegia. Pemberian latihan pada pasien stroke akibat trombosis dan emboli jika tidak ada komplikasi lain dapat dimulai 23 hari setelah serangan dan bilamana terjadi perdarahan subarachnoid dimulai setelah 2 minggu. Pada stroke karena trombosis atau emboli pada penderita infark miokard tanpa komplikasi, program latihan dapat dimulai setelah minggu ke tiga, tetapi jika segera menjadi stabil dan tidak didapatkan aritmia, latihan yang gentle dapat dimulai pada hari ke sepuluh. Pada stroke yang berat lebih aman menunggu sampai tercapai complete stroke kemudian baru dimulal program latihan, meskipun hanya gerakan pasif saja yang diberikan. Jika proses penyebabnya dicurigai berasal dari arteri karotis ditunggu 18 s/d 24 jam dan jika penyebabnya dari sistem vertebrobasiler tunggu sampai 72 jam sebelum memastikan tidak ada perburukan lagi.
Ada beberapa bentuk metode atau tipe latihan yang dapat diaplikasikan oleh pasien stroke diantaranya adalah :
1. Conservative/Tradisional :
Metode latihan ini terkesan umum dan latihan-latihannyapun didasarkan penekanan pada pencegahan & perawatan kontraktur dengan mempertahankan luas gerak sendi atau latihan Range Of Motion (ROM exercises). Memperkenalkan mobilisasi dini kepasien dengan cara pengoptimalan sisi yang sehat untuk mengkompensasi sisi yang sakit. Tipe jenis latihannya adalah penguatan dengan menggunakan tahanan.
2. Propioseptive Neuromuscular Fascilitation (Metode PNF)
Metode latihan ini bertujuan untuk merangsang respon mekanisme neuromuskuler melalui stimulasi proprioseptor. Bertujuan memfasilitasi pola gerakan sehingga mencapai “functional relevant” dengan tujuan memfasilitasi irradiasi impuls untuk tubuh bagian lain yang berhubungan dengan gerakan utama. Menggunakan rangsangan proprioseptif (streetching/peregangan otot, active movement/gerakan sendi dan resisted/tahanan terhadap kontraksi otot sebagai input sensorik yang didesain untuk memfasilitasi kontraksi otot spesifik)
Tehnik-tehnik dari PNF dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pemberian tahanan maksimal
2. Traksi & aproksimasi sendi
3. Quick stretch
4. Cutaneous pressure (hold & grip)
5. Gerakan sinergis (untuk memperkuat gerakan yang lemah)
6. Mempergunakan aba-aba yang sederhana (verbal)
3. Movement Therapy/Brunnstorm
Kerusakan susunan syaraf pusat/SSP telah menyebabkan evolusi terbalik & regresi kembali ke pola gerak filogenetik yang lebih tua (terjadi sinergi dan refleks primitive). Sinergi & refleks primitive ini dianggap sebagai bagian normal dari proses penyembuhan sebelum terbentuk pola baru.
Kombinasi eksteroseptif & proprioseptif
Tehnik :
- Latihan terlepas dari pengaruh pola sinergis (dengan gerakan kombinasi pola sinergis antagonis)
4. Neurodevelopmental Technique/Bobath
Prinsip :
Tujuan :
Tehnik :
Stimulasi kulit untuk fasilitasi stabilisasi & mobilisasi otot :
1. Stimulasi free nerve ending : Fasilitasi pada kulit di atas otot stabilisator 30 menit sebelum terapi untuk brushing yang tujuannya memfasilitasi gamma motor neuron dengan tujuan untuk stabilitas otot proksimal sendi (biasanya menggunakan electrically powered brush), Aplikasi dengan es (suhu 12-17derajat F) 3-5 menit memfasilitasi C fiber



0 comments:
Post a Comment