Keseleo adalah terjadinya cedera jaringan lunak seperti otot, ligament atau pembuluh darah yang terdapat di sekitar persendian. Cedera yang terjadi pada otot berupa strech ( tarikan ) yang berlebihan disebut strain. Cedera yang terjadi pada pada ligament berupa strech yang berlebihan disebut sprain. Biasanya cedera juga dikuti terjadinya kerusakan pembuluh darah berupa vasodilatsi ( pelebaran ) pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah yang akhirnya akan menimbulkan bengkak.
Berdasarkan sifatnya, cedera dikelompokkan menjadi 2 yaitu cedera akut dan cedera kronis.
Cedera akut memiliki ciri berupa :
1. Rasa nyeri ( aktualitas ) yang tinggi.
2. Adanya oedem ( bengkak ).
3. Terjadi tidak lebih dari 2 X 24 jam.
Cedera kronis memiliki ciri berupa :
1. Rasa nyeri ( aktualitas ) sudah rendah.
2. Sudah tidak ada oedem ( bengkak ).
3. Terjadi lebih dari 2 X 24 jam.
Karena memiliki ciri yang berbeda, maka penangannya juga berbeda. Bagi masyarakat awam, penanganan keseleo biasanya diberikan tindakan berupa pemberian kompres panas atau mengoles balsem pada tempat yang mengalami cedera. Hal tersebut salah . Kita harus melihat terlebih dahulu kondisi cedera tersebut apakah masih dalam kondisi akut atau sudah kronis.
Apabila cedera baru saja terjadi dan memiliki tanda-tanda yang menunjukkan dalam kondisi akut, pemberian kompres panas atau balsem justru akan memeperparah kondisi cedera itu. Karena pada saat sebuah cedera masih akut, terjadi pecah pada pembuluh darah di daerah yang cedera sehingga akan timbul bengkak dan rasa sakit yang hebat. Bila diberi kompres panas maka pembuluh darah akan melebar atau bertambah pecahs ehingga rasa sakit dan bengkak semakin meningkat.
Berikut cara menentukan kondisi atau sifat dari sebuah cedera :
1. Apakah aktualias atau nyerinya masih hebat atau tidak ?. Jika masih hebat berarti akut. Namun bila rasa nyeri sudah rendah maka perlu langkah ke-2.
2. Apakah ada atau masih ada bengkak ( oedem ) ?. Jika masih ada bengkak maka masih bersifat akut. Namun bila sudah tidak ada bengkak, maka lakukan langkah ke-3.
3. Apakah cedera tersebut terjadinya kurang dari 2 X 24 jam ? Jika kurang dari 2 X 24 jam berarti masih akut.
4. Di luar 3 tanda di atas, maka kondisi cedera sudah kronis.
Apabila kondisi atau sifat dari cedera sudah diketahui, maka tinggal memberikan tindakan sesuai dengan kondisinya.
Untuk cedera dengan kondisi akut tindakan yang diberikan berupa pemberian kompres dingin ( es, cool pack ) :
1. Pemberian kompres es dapat diberikan dengan kontak langsung dengan daerah yang cedera. Es digerakkan dipermukaan daerah yang cedera secara melingkar dan perlahan maksimal 5 menit. Dapat dulangi dengan waktu istirahat 1-2 menit. Yang perlu diingat, jangan pernah menempelkan es pada satu titik terlalu lama karena akan menimbulkan efek seperti luka bakar.
2. Pemberian kompres es juga dapat dilakukan dengan membungkusnya dengan kantong plastik ( cool pack ). Lalu ditempelkan langsung pada daerah yang cedera dengan terlebih dahulu memberikan sekat berupa handuk di antara kulit dan es. Kompres diberikan maksimal 5 menit dan dapat diulangi dengan waktu istirahat 1-2 menit.
3. Selama pemberian kompres dingin, sebaiknya daerah yang cedera diletakkan lebih tinggi dari jantung ( elevasi ) untuk mempermudah aliran cairan bengkak.
Untuk cedera yang bersifat kronis tindakan yang diberikan berupa pembeian kompres hangat ( air panas, hot Pack ) :
1. Gunakan handuk untuk mengompres. Handuk yang telah dicelupkan ke air panas diletakkan langsung pada daerah yang cedera. Diamkan selama kurang lebih 15 menit. Dapat diulangi dengan istirahat 1-2 menit. Bila menggunakan hot pack caranya juga sama.
2. Dapat juga menggunakan lampu infra merah. Berikan jarak antara lampu dengan daerah yang cedera kurang lebih 60 cm atau sesuai toleransi ( bila terlalu panas, jarak ditambah ). Lakukan selama kurang lebih 15 menit.
0 comments:
Post a Comment