CARDIOPULMONARY RESUSCITATION

Cardiopulmonary Resuscitation ( CPR ) adalah suatu metode untuk memunculkan kembali nafas dan detak jantung seseorang yang sedang berada dalam kondisi gawat darurat. Kondisi gawat bisa terjadi pada kasus kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, tersengat aliran listrik, tenggelam dan lain-lain.











Prinsip dasar CPR terdiri atas tiga hal, yaitu :
1. Airway / jalan nafas.
2. Breathing / nafas.
3. Circulation / peredaran darah.

Bila ketiga aspek di atas bermasalah, maka seseorang sedang berada dalam kondisi kegawatan. CPR bisa diberikan pada orang dewasa ataupun anak-anak, namun dalam penatalaksanaannya memiliki prinsip dasar yang berbeda. Pada pemberiaan CPR, salah satu teknik yang berikan adalah penekanan yang sangat kuat pada daerah dada guna mengembalikan detak jantung. Pada orang dewasa, penekanan tersebut tidak akan menyebabkan dampak yang berbahaya. Namun pada anak-anak terutama bayi, penekanan tersebut justru bisa menyebabkan patahnya tulang dada, sehingga dapat menambah kegawatan yang dialami. Pada dewasa penekanan di dada dilakukan dengan kedua telapak tangan dan dengan memanfaatkan berat badan penolong. Sedang untuk anak-anak / bayi, penekanan diberikan dengan menggunakan jari tangan saja.




BASIC LIFE SUPORT for ADULT
Yaitu prosedur pertolongan untuk korban kegawatan dewasa. Adapun prosedurnya ialah :
1. Aman, korban diletakkan di tempat yang aman, nyaman dan sirkulasi udaranya baik.
2. Selalu cek detak jantung dan pernafasannya, baik sebelum diberi pertolongan maupun setelah diberi pertolongan.
3. Segeralah meminta pertolongan ( berteriak ).
4. Sambil menunggu pertolongan, cek dan buka jalan nafas korban. Apakah ada sumbatan jalan nafas tidak. Biasanya korban kegawatan mengalami penyumbatan jalan nafas, penyumbatan ini disebabkan oleh lidah korban sendiri yang tertarik ke dalam karena kondisi yang tidak sadar. Teknik membuka jalan nafasnya adalah dengan sedikit mendongakkan kepala korban ke belakang.
5. Cek nafas, bila tidak ada nafas segera berikan bantuan nafas buatan sebanyak lima kali tiupan. Perlu diingat, sebaiknya dalam memberikan nafas buatan mulut penolong dan mulut korban jangan kontak langsung. Hal ini untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, baik dari korban ke penolong atau sebaliknya.
6. Bila tidaka ada respon nafas, lanjutkan dengan memberikan penekanan yang kuat pada tulang dada tengah ( tulang Sternum ) sebanyak 30 kali. Titik penekanan harus dekat dengan jantung.
7. Setelah itu segera beri 2 kali nafas buatan lagi.
8. Bila belum ada respon, berikan penekanan lagi sebanyak 30 kali dan lanjutkan dengan 2 kali nafas buatan.
9. Respon korban yang mulai tersadar ialah terbatuk.
10. Setelah korban sadar, segera membawanya ke rumah sakit terdekat untuk diberikan pertolongan lebih lanjut.

PEDIATRIC LIFE SUPORT



Pada dasarnya prosedurnya sama, hanya saja penekanan pada dada diberikan dengan 2 atau 3 jari tangan saja.

Sebaiknya pemberi pertolongan pertama pada korban kegawatan ini harus yakin bahwa dirinya mampu untuk melakukan pertolongan sesuai dengan prosedur yang benar. Bila tidak yakin, sebaiknya tidak melakukan.



Fisio's Blog: Juli 2010











0 comments:

Post a Comment